TWGU #1: Dandan (Harus) Buat Diri Sendiri, Emang Iya?

By aghnia mega safira - October 25, 2019

Sebagai perempuan, siapa sih yang gak suka dandan? (Ada aja kali woi! Kok ngatur?) Hahah. Enggak maksud saya, di titik tertentu, pasti ada kebutuhan buat peduli dikiiit, aja soal merias diri.

Beberapa waktu yang lalu, temen saya yang jarang banget dandan tanyain soal lipstik merah yang biasa saya pake. Setelah ditelisik, doi mau nikah dan saya kadoin lah lipstik itu bersama seperangkat 'kit' malam pertama. heheheh.



Tulisan ini ada kolaborasi pertama bareng Kak Lisa yang kejadian, lahir dari kegelisahan Kak Lisa: perempuan kadang menikmati merias diri untuk diri sendiri, tapi kadang tanpa sadar melakukannya karena ingin diperhatikan orang lain atau lawan jenis, yang berujung gak pede. Seharusnya, kita kan merias diri karena pede sama diri sendiri, bukan karena butuh apresiasi atau menutupi kekurangan. Tapi emang iya?


Balik ke cerita temen saya dan lipstik merah di awal tadi. Kalau sok tahu menebak alasan dia mencari lipstik merah, atau paling enggak alasan saya ngasih lipstik merah bersama 'kit' malam pertama, ya saya berasumsi dia pengen dandan untuk suaminya. Kalau emang asumsi saya bener, sah nggak sih?

Saya pernah banget (gak sering juga, tapi ya lebih dari sekali-dua kali), sedikit berbeda pendapat sama A soal penampilan saya. Sejak pacaran malah. Dia beberapa kali gak setuju sama lipstik yang saya pake, atau baju yang saya pilih. Untuk urusan baju, dia bilang dia menghargai saya dan gak pengen orang lain melihat saya "murah" karena baju yang terlalu terbuka. (Ini gak tau bisa-bisaan laki gue atau emang bener hahah)

Poinnya disini buat saya bukan soal perempuan boleh atau enggak pake baju terbuka, tapi tentang apakah saya mau, mengakahkan selera dan preferensi saya buat orang lain?


Temen-temen yang pernah nge-gym atau ikutan kelas-kelas senam gitu, pernah gak sih ketemu satu embak-embak yang gym bitch (MAAFIN BAHASA GUE HAHA) yang hobinya ngacain perut rata atau lengan kecilnya, sambil tanya-tanya orang lain "Kamu beratnya berapa? Ih aku dulu lebih gendut loh dari kamu, jijik banget waktu itu!" (HAH gimana mbak? Maksudnya orang yang sekarang diajak ngomong jijik gitu? Cry!)

Saya pernah. Dan lebih dari sekali. Di setiap tempat kok ya nemu aja ya embak-embak macem ini huhu sedih amat! Tapi di sisi lain kalau dilihat lebih jauh dengan lapang dada (sebagai sesama orang gendut nih!), si embak semacam ini kan senang ya sama tubuhnya, percaya diri, dan asumsi saya sih bahagia melakukan ini untuk diri sendiri. Yah apapun motifnya, sampe yang hobi bangeeet ngaca-ngaca dan selfie berbagai pose di kaca gym kan.

Saya gak bisa nebak motif si embak-embak gym melakukan bully maupun temen saya cari lipstik merah. Tapi menurut saya kalau diasumsikan, dua cerita ini (plus cerita singkat saya hahah) kasih sudut pandang soal satu hal: Prioritas

Webtoon Yumi's Cell soal Prioritas. Sumber dari sini
Entah apa yang terjadi di kehidupannya, mungkin prioritas si embak-embak gym emang bikin badannya cakep, selfie, dan mengunggah seribu selfie di medsosnya. Prioritas saya dan temen saya sekarang mungkin emang suami, yang mau gak mau bikin kita jadi harus kompromi. Ya menurut saya sih gak papa banget, selama dua-duanya hepi.

Menurut saya sih apapun pilihan berdasarkan prioritasnya, sah-sah aja buat semua orang. Karena hidup kan terus berubah, banyak banget orang yang berubah penampilan dan cara merias diri juga dari waktu ke waktu. Entah karena ikut aliran baru, ketemu idola baru, atau ya karena menikah.

Tapi, apapun alasannya, satu sih yang menurut saya harus dilakukan semua orang: Jadi orang baik.

Jadi orang baik ya artinya kalau emang mau bikin badan cakep, ya gak usah tanya-tanya pertanyaan yang sekiranya melukai orang yang badannya lebih nggak cakep. Atau kalau emang pengen baju tertutup gak usah menghakimi orang yang pake baju lebih terbuka (meskipun "sekedar mengingatkan", tapi kalo gak pas ya gak pas aja huhu). ATAU kalau jago dandan atau istrinya jago dandan, gak usah ngatur orang lain biar dandan juga ("Lo udah punya anak harus tetep dandan dong, biar ga kayak ibu-ibu lusuh gitu." EH WHAT APA URUSAN LO?!).



Jadi orang baik menurut saya berlaku juga ke diri sendiri. Kalau emang saat ini salah satu prioritasnya adalah orang lain (bisa jadi suami/keluarga/dll), jangan lupa untuk tetep baik sama diri sendiri. Tanya deh ke diri sendiri, apakah ini yang aku pengen? Apakah ini pas buat aku? Apakah ini membuatku bahagia? Apakah ini baik untuk masa depanku?

Ingat teman-teman. Dunia ini sudah cukup suram dengan segala permasalahannya, dari mental health sampe global warming, atau gara-gara kejahatan kita pada orang lain yang suka tidak disengaja. Huks. Gak perlu lah kita tambah-tambah gelap dunia ini dengan jadi tidak baik secara terencana.

-mega

  • Share:

You Might Also Like

0 comments